MANAJEMEN HUMAS
MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah
Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan
yang dibina oleh Dra.
Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan
Imam Gunawan S.pd, M.pd
oleh:
140131603678
Dewi Eka Ratnasari
140131603822
Prasetya Budi Aji
140131603648
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
NOVEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sekolah merupakan bentuk pendidikan formal bagi
manusia yang di dalamnya mengembangkan kemampuan manusia baik dari akademik
maupun non-akademik. Oleh sebab itu, tiap sekolah memiliki program tertentu
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan visi misi sekolah. Program-program
ini, selain dikelola dengan baik, juga memerlukan dukungan dari
masyarakat.
Pimpinan sekolah perlu membina hubungan baik antara
sekolah dan masyarakat. Diharapkan ada hubungan timbal balik antara kedua belah
pihak yaitu sekolah memberi informasi tentang program dan masalah yang dihadapi
oleh sekolah. Sedangkan,
masyarakat diharapkan dapat bersimpati dengan hal-hal tersebut. Selain itu, sekolah perlu mengkoordinasikan dan
menyelaraskan sumber daya yang ada di dalam dan luar sekolah untuk mewujudkan
sekolah yang bermutu.
Dengan adanya kerja sama dari sekolah dan masyarakat,
khususnya di bidang pendidikan peserta didik, maka akan menghasilkan anak didik
yang tidak hanya unggul di bidang akademik tetapi juga mampu hidup
bermasyarakat. Sebab, mereka adalah bagian dari sistem masyarakat. Oleh sebab itu,
makalah ini dibuat untuk membahas mengenai manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat yang baik dan berkelanjutan antar keduanya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat ?
2.
Apa proses
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ?
3.
Apa asas
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ?
4.
Apa pentingnya
humas dalam manajemen sekolah ?
5. Apa
tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat ?
6. Apa
jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat ?
7. Apa
prinsip pelaksanaa hubungan Sekolah dengan masyarakat ?
8. Apa
peranan hubungan sekolah dengan masyarakat ?
9. Apa
tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat ?
10. Apa
teknik-teknik hubungan sekolah dengan masyarakat ?
11. Apa
teknik peningkatan partisipasi masyarakat ?
12.
Apa peran komite sekolah
?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui pengertian
manajemen hibungan sekolah dengan masyarakat
2.
Mengetahui proses
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
3.
Mengetahui asas
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
4.
Mengetahui pentingnya
humas dalam manajemen sekolah
5.
Mengetahui tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat
6.
Mengetahui jenis-jenis
hubungan sekolah dengan masyarakat
7.
Mengetahui prinsip
pelaksanaa hubungan Sekolah dengan masyarakat
8.
Mengetahui peranan
hubungan sekolah dengan masyarakat
9.
Mengetahui tugas
pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
10.
Mengetahui teknik-teknik
hubungan sekolah dengan masyarakat
11.
Mengetahui teknik
peningkatan partisipasi masyarakat
12.
Mengetahui peran
komite sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Di dalam Minarti (2012: 281), secara
etimologis, hubungan sekolah dan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa
inggris “Public School Relation” yang berarti hubungan
sekolah dan masyarakat adalah sebagai hubungan timbal balik antara organisasi
(sekolah) dengan masyarakat/lingkungan yang terkait.
Pengertian humas menurut para ahli
dalam Suryosubroto (2012: 12):
1. Menurut
Oemi Abdurrahman
Humas
adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan,
kepercayaan serta penghargaan pada dan dari publik suatu badan pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
2. Menurut
Ibnoe Syamsi
Humas
adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan harmonis dengan
masyarakat agar mereka sadar dan sukarela mendukungnya.
3. Menurut
Edward L. Bernays
Humas mempunyai tiga
pengertian yaitu:
a. Memberikan
penerangan kepada masyarakat
b. Membujuk
masyarakat untuk mengubah sikap dan tindakannya
c. Mengusahakan
untuk mengintegrasikan sikap dan tindakan perusahaan dengan masyarakat dan
sebaliknya
4. Menurut
J. C. Hooftman
Makna kegiatan humas
adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu lembaga
atau badan, publik harus diberi penerangan-penerangan lengkap dan objektif
mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka sehingga dalam
diri mereka timbul pengertian yang jelas.
Selain itu, pendapat –pendapat dan saran-saran publik mengenai
kebijaksanaan badan tersebut harus diperhatikan dan dihargai.
5. Menurut
Waluyo
Dalam bukunya Komunikasi dalam Praktek, menyatakan
bahwa hubungan masyarakt berintikan kegiatan pemberian informasi dan sejenisnya
atau seperti yang diartikan dalam istilah komunikasi.
6. Menurut
S. K. Bonar
Hubungan masyarakat
menjalankan usaha untuk mencapi hubungan harmonis antara suatu badan atau
organisasi dan masyarakat sekelilingnya.
Berdasarkan
keterangan yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa humas
adalah kegiatan pemberian informasi yang dilakukan oleh suatu badan atau
organisasi untuk memperoleh dukungan dan opini publik yang positif dari
masyarakat sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan
masyarakat.
B. Proses kegiatan
humas
Kegiatan humas pendidikan atau lebih konkret hubungan
sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang yang tidak berbeda dengan
kegiatan humas pada umumnya. Dalam Suryosubroto
(2012: 4) pada dasarnya proses kegiatan
humas dapat ditempuh melalui 5 tahap,yaitu:
1.
Tahap persiapan
Pada tahap ini petugas humas mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya,seperti bahan informasi,media yang
akan digunakan,fasilitas,waktu dsb.
2.
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini petugas menyampaikan segala informasi
yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diusahakan dapat terlaksana.
3.
Tahap pengecekan pendapat masyarakat
Pada tahap ini petugas berusaha mengetahui bagaimana
respon masyarakat terhadap kegiatan ini mendapat tanggapan yang baik dan
positif dari masyarakat.
4.
Tahap penilaian dan pengontrolan hasil
Petugas humas berusaha untuk melakukan evaluasi
pencapaian maksud dan tujuan kegiatan kehumasan yang telah dilaksanakan.
5.
Tahap pemberian saran kepada pimpinan
Pada tahap ini petugas humas wajib melapooran semua
kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinanan,dan laporan ini dilengkapi
dengan saran dan rekomendasi.
C. Asas kegiatan
humas
Agar kegiatan humas dapat dilaksanakan dengan
baik,terdapat 6 asas menurut Ibnoe Syamsi (1969) dalam Suryosubroto (2012: 8) yaitu :
1. Asas pemberitahuan resmi dan objektif
Informasi yang diberikan oleh humas adalah informasi
yang resmi
2. Asas pemantauan keberesan interninstansi
Keberesan intern yang dimaksud seperti , disiplin
,moral, moril dan prosedur.
3. Asas pertimbangan dan pengusahaan dukungan public
Berusaha untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan
penyadaran public mengenai manfaat kegiatan humas.
2.
Asas
pelangsungan hubungan
Berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat .
3.
Asas perhatian
opini public
Memperhatikan segala opini atau suara public ataupun
saran yang bersifat menyempurnakan atau membangun.
4.
Asas peningkatan
mutu dan kegiatan
Petugas humas mengusahakan agar mutu kegiatan ditingkatkan sesuai dengan
perkembangan instansinya.
D. Pentingnya Hubungan Masyarakat
Dalam Manajemen Pendidikan
Dalam
Mulyono (2008) dianalisis dari segi pengertian
hubungan masyarakatdengan sekolah, terdapat dua kepentingan dalam manajemen
pendidikan.
1.
Kepentingan sekolah
Kepentingan
sekolah dapat dilihat dari pemberian informasi dari pihak sekolah kepada
masyarakat,sehingga masyarakat membentuk opini tersendiri terhadap sekolah.
Serta agar sekolah mengetahui berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang
dapat didayagunakan untuk kepentingan belajar mengajar dan usaha untuk
pendidikan.
2.
Kepentingan masyarakat
Kepentingan
masyarakat yang memanfaatkan dan menyerap hasil-hasil pemikiran dan
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi masyarakat itu
sendiri. Pengertian ,penerimaan dan pemahaman masyarakat akan membentuk
persepsi masyarakat terhadap sekolah.
E. Tujuan
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Tujuan humas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan sekolah secara
harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan
disekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah. Menurut Elsbree
seperti yang dikutip Tim jurusan Administrasi Pendidikan (2003:52)
mengemukakan tujuan-tujuan humas yaitu sebagai berikut, yaitu :
1.
Untuk meningkatkan
kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
Semakin maju konsep-konsep
pendidikan, menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru disekolah, agar
pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject
matter centered, tetapi hendaknya community life
centered, tidak lagi berpusat pada buku tetapi berorientasi pada kebutuhan
kehidupan dimasyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung
implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti personel sekolah,
terutama guru , perlu mengetahui secara detail masyarakat lingkungan dan hidup anak-anak,yang sangat penting bagi
program pendidikan.
a.
Kepala sekolah dan
guru hendaknya selalu berusaha untuk bekerjasama dan memanfaatkan sumber-sumber
di masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah.
b.
Sekolah hendaknya
dapat bekerjasama dengan instansi-instansi lain dimasyarakat yang mempunyai
tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan.
c.
Guru -guru hendaknya
selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji
sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukkan kedalam rencana
pengembangan pendidikan.
2.
Untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Di dalam masyarakat
yang demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat
perkembangan bagi perubahan masyarakat disemua bidang kehidupan masyarakat.
3.
Untuk mengembangkan
antusiasme atau semangat saling membantu antara sekolah dengan masyarakat
demi kemajuan kedua belah pihak.
F.
Jenis-Jenis Hubungan Masyarakat
dengan Sekolah
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat dapat digolongkan
menjadi 3 jenis dalam Minarti (2012: 278), yaitu:
1.
Hubungan Edukatif
Ialah hubungan kerja
sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam
keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip
atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan
sikap pada diri anak.
2.
Hubungan Kultural
Yaitu usaha kerja sama
antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya hubungan saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu
diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam
masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan
pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
3.
Hubungan Institusional
Yaitu hubungan kerjasama
antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta
maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan
sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun
perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan
pendidikan pada umumnya.
G. Prinsip-prinsip
Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
ingin berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat atau orang
tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil yang diinginkan, maka
beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi pertimbangan
dan perhatian. Dalam Mulyono (2008: 214) beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Keterpaduan (Integrity)
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti, apa yang dijelaskan,
disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu
antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non
akademik. Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi
sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan
orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi
kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang
disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap,
sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting
untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid
terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan,
lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin
kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang sekolah.
2.
Berkesinambungan (Continuity)
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan
hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau
sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu
semester, yang hanya dilakukan pada saat akan
meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan untuk datang ke
sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya, mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar
mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini
terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari orang tua
murid dan masyarakat. Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul
dan berkembang setiap saat,oleh karena itu,
diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk
masyarakat atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya
keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.
3.
Sederhana (Simplicity)
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan
sekolah dengan masyarakat
yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi
yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun
melalui media, hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan
karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga
mengandung makna bahwa, informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh
persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami
istilah-istilah ilmiah, oleh sebab itu, penggunaan istilah
sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat.
4.
Menyeluruh (Coverage)
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan
mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan
diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan
kurikuler, remedial teaching dan kegiatan lain-lain. Prinsip ini juga
mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya :
a.
Lengkap, artinya tidak
satu informasipun yang harus ditutupi atau tidak transparan, padahal masyarakat atau orang
tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana
anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang
dihadapi sekolah serta prestasi yang dicapai sekolah harus dinformasikan kepada
masyarakat.
b.
Akurat, artinya
informasi yang diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam ini berarti bahwa, informasi yang diberikan tidak dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
c.
Up to date, berarti
informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan
prestasi sekolah yang terbaru.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian
sejauh mana sekolah dapat mencapai visi dan misi yang telah disusun.
5.
Konstruktif (Constructiveness)
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang yang dapat membentuk pendapat umum yang positif
terhadap sekolah kepada masyarakat. Dengan demikian
masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta
mengerti dan memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
Apabila hal tersebut dapat mereka pahami, hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan
permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal
ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan
secara terus menerus kepada masyarakat.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya
obyektif tanpa emosi dan rekayasa, termasuk dalam hal ini memberitahukan
kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi
masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa berprasangka, hal ini
akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan permasalahan sekolah. Untuk itu
informasi yang baik, obyektif berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.
6.
Kesesuaian (Adaptability)
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian
dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture)
dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan
pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Misalnya, masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak
mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang
opini ,serta faktor-faktor
yang mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi ke dalam pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
7. Luwes (flexibility)
Yang dimaksud fleksibel ialah progam yang
sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi.
H. Peranan
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam Minarti (2012) peranan
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah, sebagai berikut:
1. Sekolah sebagai
partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam konteks ini,
berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat
pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang fungsional.
2. Sekolah
sebagai prosedur yang melayani pesan
pendidikan dari masyarakat lingkungannya. Berdasarkan hal ini, berarti antara
masyarakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan
kepentingan di kedua belah pihak.
3. Masyarakat
berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
4. Masyarakat
berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5. Masyarakat
yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
6. Masyarakat
yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
7. Masyarakat
sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti aspek alami,
industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan sebagainya.
I. Tugas Pokok
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam Minarti
(2012) tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah, sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi dan
menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang
membutuhkannya.
2.
Membantu pemimpin yang karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau
pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu pemimpin mempersiapkan
bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik
perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.
Melaporkan tentang pikiran-pikiran
yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
5.
Membantu kepala sekolah bagaimana
usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
6.
Menyusun rencana bagaimana cara-cara
memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
J. Teknik-Teknik
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain :
komunikasi yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang
tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai
kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan
berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya
berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house ,kunjungan
timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni dan perpisahan.
Dalam Mulyono (2008) ada sejumlah teknik yang dapat diterapkan lembaga pendidikan,
antara lain :
1.
Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis,
cara tertulis yang dapat digunakan meliputi :
a.
Buku kecil pada permulaan ajaran
baru
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru yang isinya
dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari
libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua
murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
b.
Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga
pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan
belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke orangtua
atau wali dari murid yang biasanya di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk
menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c.
Berita Kegiatan Murid
Berita ini dapat dibuat sederhana pada selebaran kertas yang berisi
informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atau pesantren. Dengan membacanya, orang tua
murid diharapkan mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan
tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
2. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu :
a.
Kunjungan Ke Rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat.
Melalui kunjungan rumah ,guru akan
mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya
secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk
disesuaikan dengan minatnya.
b.
Panggilan orangtua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah juga memanggil orang
tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang
perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga diberi penjelasan
khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
c.
Pertemuan
Dengan teknik ini sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan
khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah.
Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh
semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih
dahulu..
d.
Pameran Sekolah
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang
masyarakat melihat pameran yang
diselenggarakan sekolah. Pameran yang
diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada kesempatan itu
kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program
peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam
merealisasikan program-program itu.
3. Teknik
Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan
sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan
sarana elektronik, misalkan dengan telepon, televisi,
ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
K. Teknik Peningkatan Partisipasi
Masyarakat
Dalam Tim Pakar Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Malang (2003: 126) ada
banyak teknik yang digunakan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggerakan. Penerapan teknik yang berhasil memperhatikan komitmen
masyarakatterhadappendidikan. Masyarakat perlu dibangkitkan komitmennya dengan
cara menyentuh hati mereka mereka merasa perlu akan pendidikan, masyarakat
membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Langkah awal agar masyarakat merasakan
perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu diterapkanya pendekatan budaya,
yaitu dipayakan masyarakat mengetahui dan mengenal pendidikan, meyakini manfaat
pendidikan, dan percaya terhadap mutupendidikan. Dengan proses ini diharapkan
masyarakat bahwa pendidikan mutlak
perlu.
Secara umum,
teknik peningkatan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut:
1. Teknik
pertemuan kelompok
Berupa
diskusi, seminar, lokakarya, dan sarasehan. Tema yang diambi misalnya upaya
menangani penyalahgunaan narkoba dikalangan peserta didik. Melalui cara
tersebut, masing-masing pihak dapatmengemukakan pendapat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi anak di lembaga pendidikan.
2. Teknik
tatap muka
Pihak
lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah,
atau mengunjungi pihak-pihak yang sekiranya dapat membantu.
3. Observasi
dan partisipasi
Masyarakat
mengunjungi, mengobservasi dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Dengan
kunjungan ini diharapkan masyarakat mengetahuisecara langsung hambatan yang
muncul dalam penyelenggaraan pendidikan, mengetahui keberhasilan lembaga
pendidikan yang akhirnya diharapkan mau membantu pelaksanaan pendidikan di
lembaga pendidikan.
4. Surat
menyurat dengan berbagai pihak yang dapat dikaitkan dengan dengan
penyelenggaraan pendidikan.
Dilain pihak,
secara teoritis Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala
Pendidikan Dasar di Alexandria merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan
keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan berbagai
penjelasa penulis, teknik-teknik yang dikemukakan oleh asosiasi tersebut,
sebagai berikut:
1. Layanan
masyarakat
Mempelajari
kebutuhan masyarakat dan melihat apayang bias diperbuat lembaga pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Progam
pemanfaatan alumni sekolah
Para
alumni sekolah dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, seperti menjadi
pembicara dalam kegiatan seminar di sekolah.
3. Masyarakat
sebagai model
Masyarakat
menjadi model siswa di sekolah, terutama masyarakat yang telah berhasil dalam
kehidupannya.
4. Open
house
Lembaga
pendidikan secara terbuka bersedia di observasi oleh masyarakat. Masyarakat
dapat melihat secara langsung proses pendidikan, dan sarana pendidikan di
sekolah.
5. Pemberian
kesempatan kepada masyarakat
Lembaga
pendidikan memberikan kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk
membantu kegiatan lembaga pendidikan.
6. Pengiriman
pembicara
Anggota
staf lembaga pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan
progam dan prestasi lembaga pendidikan kepada masyarakat.
7. Masyarakat
sebagai sumber informasi
Pihak
lembaga pendidikan menanyaan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu yang
hangat dan dibuat rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan.
8. Diskusi
panel
Siswa,
orangtua, staf dan pekerja dan pekerja yang lain mengadakan pertemuan untuk
menindaklanjuti kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat agar
semua usaha yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaatnya.
Selain
teknik-teknik tersebut, komunikasi yang efektif dengan masyarakat di sekitar
sekolah merupakan teknik yang efektif untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi
yang efektif dengan masyarakat, antara lainsebagai berikut:
1. Memberdayakan
orang-orang kunci
Orang kunci adalah
orang-orang yang mampu mempengaruhi dan dianut orang lain. Apa yang dikatakan
dan dilakukan oleh orang kunci biasanya diperaya dan dilaksanakan oleh
masyarakat sekitar.
2. Warga
sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat.
Dalam hal ini memang
perlu diwaspadai kritik yang mungkin ingin menjatuhkan sekolah, untuk itu
penerima kritik harus selektif.
3. Komunikasi
dengan masyarakat perlu dilakukan dengan terus menerus, agar harapan dan
kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan.
4. Pada
saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Missal kegiatan olahraga, kesenian, dan
sebagainya.
L. Peran Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan nama baru pengganti Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah
tersebut tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu
pendidikan.
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,
jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas
nomor: 044/U/2002).
Secara
kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai berikut :
1. Pemberi pertimbangan (advisory
agency) dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Pendukung (supporting agency), baik
yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
3. Pengontrol (controlling agency)
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan.
4. Mediator antara pemerintah
(eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
Depdiknas dalam bukunya Partisipasi Masyarakat, menguraikan
tujuh peran Komite Sekolah
terhadap penyelenggaraan sekolah, yakni:
1. Membantu meningkatkan kelancaran
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah baik sarana, prasarana
maupun teknis pendidikan.
2. Melakukan pembinaan sikap dan
perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan
dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan demokrasi
sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan pendahuluan bela
negara, kewarganegaraan, berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan
kewirausahaan, kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta
apresiasi seni dan budaya.
3. Mencari sumber pendanaan untuk
membantu siswa yang tidak mampu.
4. Melakukan penilaian sekolah untuk
pengembangan pelaksanaan kurikulum, baik intra maupun ekstrakurikuler dan
pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan
karyawan.
5. Memberikan penghargaan atas
keberhasilan manajemen sekolah.
6. Melakukan pembahasan tentang usulan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
7. Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan
untuk kepentingan tertentu (Depdiknas, 2001:17).
Mutu dalam konteks "hasil" pendidikan mengacu pada
prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student
achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis, dapat pula prestasi
bidang lain seperti olah raga, seni atau keterampilan tertentu (komputer,
beragam jenis teknik, jasa). Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang
tidak dapat dipegang (intangible)
seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan
sebagainya.
Peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen pendidikan, baik guru, Kepala
Sekolah, siswa, orang tua/wali murid, masyarakat, dan institusi pendidikan.
Oleh karena itu perlu kerjasama dan koordinasi yang erat di antara komponen
pendidikan tersebut sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan yang
dilaksanakan dapat efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta
pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Tujuan dari husemas adalah meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak,
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan,
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,serta mengembangkan antusiasme
atau semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan
keduabelah pihak. Dalam pelaksanaan husemas, harus mempertimbangkan
prinsip-prinsip seperti : adaptability, constructiveness,
coverage, simplicity, continuity, danintegrity.
Prinsip ini digunakan dalam proses penuntasan tugas pokok husemas, yaitu
memberikan informasi dan menyampaikan ide kepada masyarakat atau pihak-pihak
lain yang membutuhkannya, melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang
dalam masyarakat tentang masalah pendidikan, membantu kepala sekolah bagaimana
usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama, serta menyusun rencana bagaimana
cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
B. Saran
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat memerlukan
manajemen yang baik agar kedua balah pihak sama-sama mendapatkan manfaat dari
hubungan ini. Perlu adanya partisipasi aktif dari sekolah untuk mengambil
inisiatif serta peran aktif masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan ide
terhadap usaha pengembangan peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman dan
hal-hal lain yang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu, sekolah perlu
mengembangkan kerja sama yang baik dengan masyarakat, terutama dalam hal
pendidikan anak, sebab anak tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga di
masyarakat dan nantinya anak itu akan terjun di dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR
RUJUKAN
Minarti,Sri. 2012. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
Jogjakarta: AR-RUZZ media.
Mulyono ,MA. 2008. Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ Media.
Suryosubroto,B. 2012. Hubungan Sekolah
Dengan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim Pakar Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Malang. 2003. Manajemen
Pendidikan Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, nomor 044/U/2002.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Partisipasi Masyarakat. Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasional.
6 Desember 2018 pukul 15.40
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)