MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
A. Latar Belakang 
 Pembangunan pendidikan yang telah dilakukan selama ini dengan berbagai usaha yang bersifat sentralistis: kurikulum, sarana, penataran, sistem evaluasi, materi, semua tidak meningkatkan NUA(Nilai Ujian Akhir) tetapi cenderung konstan. Peningkatan mutu pendidikan bersifat input-output oriented: jika buku, alat, materi, gedung disediakan, guru dilatih, maka mutu pendidikan akan meningkat, tetapi kenyataanya tidak. Perlu kemandirian sekolah dalam mendayagunakan berbagai sumberdaya pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun tetap dalam kerangka kebijakan atasan. Peran serta masyarakat dan orang tua serta pihak-pihak yang berkepentingan sebagai wujud tanggungjawabnya terhadap pendidikan anak secara nyata dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Akibat semua hal di atas, hasil pendidikan kita belum seimbang antara pengembangan arsitek pengetahuan dan kecerdasan dengan aspek keterampilan dan sikap anak didik. Tidak heran jika hasil pendidikan kita kurang santun, kurang etis, dan kurang terampil dalam memasuki dunia kerja.
 B. TUJUAN 
1. Sosialisasi MPMBS kepada masyarakat sekolah.
2. Peningkatan partisipasi warga sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
3. Peningkatan kesadaran warga sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4. Motivasi inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
6. Mengintegrasikan peran sekolah, pemerintah, dan masyarakat dalam peningkatan mutu          pendidikan.
 C. KONSEP 
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan usaha pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya secara lebih mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) secara langsung dalam pembuatan keputusan. Esensinya adalah pemberian kewenangan secara lebih mandiri dan pembuatan keputusan partisipatif. Jika diterapkan di sekolah-sekolah laboratorium kita, sekolah sebagai penentu peningkatan mutu pendidikan, sementara badan penyelenggara atau yayasan, DEPDIKNAS, UM sebagai penetap kebijakan umum yang bersifat prinsip dan stakeholder lainya sebagai penopang atau penunjang. Peningkatan mutu tidak hanya mencakup input tetapi juga proses dan output.
Mutu input mencakup aspek:
1. Personil: kepala sekolah, guru, konselor, karyawan, dan peserta didik.
2. Material: gedung dan perlengkapan, dana, materi, sarana, dsb.
3. Operasional: struktur, kurikulum, peraturan, deskripsi tugas dan mekanisme.
4. Harapan: visi, misi, tujuan, sasaran, dan kebijakan.
Mutu proses mencakup pembuatan keputusan pengelolaan lembaga, progam, PBM, memonitor, dan evaluasi. Mutu output mencakup hasil kerja sekolah berupa kinerja sekolah yang berupa prestasi sekolah. Ukuran yang digunakan: keefektifanya, produktifitas, efisiensi, inovasi, dan kreatifitas, kualitas kehidupan sekolah, disiplin, semangat, dan hasil fisik maupun non fisik.
1. Keefektifan:
   a) Kepemimpinan profesional.
   b) Proses manajemen lancar
   c) Guru rajin dan disiplin
  d) Siswa rajin dan disiplin
  e) Iklim kerja menyenangkan

2. Produktifitas
   a) Karya pengelola
   b) Karya guru
   c) Karya siswa
   d) Karya bersama
3. Efisiensi Tenaga, waktu, biaya, sarana, pikiran minimal mencapai hasil maksimal.
4. Inovasi Karya pembaharuan yang dihasilkan: unggulan, strategi laboiratoris.

 D. PERBEDAAN POLA MANAJEMEN
 Penerapan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dilandasi oleh perubahan pola manajemen yang mestinya diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan. sistem manajemen sentralistis di Indonesia dipandang kurang membawa keberhasilan pendidikan, terutama ditinjau dari tingkat kemandirian tiap lembaga pendidikan. Berikut dikemukakan pola manajemen lama dan baru yang menurut direktorat pendidikan dasar dan menengah pola lama dianggap sentralistis dan pola baru dianggap desentralistis. Perubahan pola manajemen dari pola lama ke pola baru ini diyakini akan membawa peningkatan mutu kualitas pendidikan di masa yang akan datang. Penerapan sistem manajemen baru di atas harus diikuti oleh perubahan kultur masyarakat yang serba berjalan jika diberikan perintah menuju kekemandirian tanpa harus menunggu perintah, penuh kedewasaan berfikir dan kreatif.

 E. KARAKTERISTIK MPMBS 
1. Output: a. Akademik, contoh: tingkatkan NUA (Nilai Ujian Akhir) dari rata-rata 4 menjadi 5. b. Non akademik, contoh: prestasi olahraga dari juara 2 kota menjadi juara 1. 2. Proses: a. Keefektifan PBM: internalisasi apa yang dipelajari dan mampu belajar cara belajar. b. Kepemimpinan sekolah yang kuat. c. Manajemen yang efektif. d. Memiliki budaya mutu. e. Memiliki teamwork kompak, cerdas, dan dinamis. f. Memiliki kemandirian. g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat. h. Memiliki keterbukaan manajemen. i. Memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik). j. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. k. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan. l. Sekolah memiliki akuntabilitas. m. Memiliki sustainabilitas. 3. Input pendidikan a. Memiliki kebijakan mutu. b. Sumber daya tersedia. c. Memiliki harapan prestasi yang tinggi. d. Fokus pada pelanggan. e. Manajemen yang tertata dan jelas.

 F. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN 
Perlu waktu untuk mengubah manajemen berbasis pusat ke manajemen berbasis sekolah. Perlu perlibatan semua pihak terkait dalam MPMBS. Strategi yang ditempuh: 1. Mensosialisasikan konsep MPMBS kepada seluruh warga sekolah melalui berbagai cara dan media. 2. Analisis situasi sasaran Temukan masalah pokok (ketidaksesuaian keadaan sekarang dengan harapan). 3. Merumuskan sasaran Perumusan sasaran didasarkan pada: a. Visi: wawasan dan pandangan jauh ke depan yang menjadi impian sekolah sebagai pemandu dan arah bagi sekolah agar dijamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. b. Misi: tugas yang mesti diemban untuk mencapai visi sekolah. c. Tujuan: penjabaran dari misi yang akan diemban. Tujuan menjawab apa yang akan dicapai dan kapan mencapainya. d. Sasaran: jabaran tujuan yang lebih praktis, dapat diukur dengan spesifik, jelas kriterianya dengan indikator-indikator yang rinci. Sasaran dirumuskan berdasarkan tujuan. 4. Menganalisis melalui SWOT Sebelum diidentifikasi fungsi-fungsi untuk mencapai sasaran: Pengembangan kurikulum, pengembangan tenaga, pengembangan siswa, iklim akademik, fasilitas, humas, usaha produktif, layanan khusus, dan ketatausahaan. Masing-masing fungsi dianalisis SWOT sebagai berikut: 1. Kekuatan (strength) 2. Kelemahan (weakness) 3. Peluang (opportunity) 4. Langkah-langkah pemecahan (threat) 5. Menyusun Rencana peningkatan mutu a. Kepala sekolah bersama guru-guru dan karyawan menyusun rencana jangka panjang, menengah, pendek. b. Buat skala prioritas program jangka pendek, menengah, panjang. c. Tiap program mencakup: 1) Aspek mutu yang akan dicapai. 2) Kegiatan. 3) Pelaksanaan kegiatan. 4) Kapan dan dimana dilaksanakan. 5) Biaya. 6. Melaksanakan rencana peningkatan mutu a. Kepala sekolah dan guru-guru proaktif mendayagunakan sumber daya. b. Gunakan pengalaman masa lalu yang relevan. c. Gunakan teori-teori yang relevan. d. Kepala sekolah dan guru-guru kreatif menjalankan program. e. Terapkan konsep mastery learning. f. Prinsip individualisasi dalam pembelajaran. g. Terapkan program remidi dan pengayaan. h. Kepala sekolah melakukan supervisi dan monitoring secara kontinyu i. Kepala sekolah berhak memberi arahan, bimbingan, dukungan, motivasi, dan teguran yang tepat sehingga guru dan karyawan tidak merasa terkekang. 7. Melakukan evaluasi pelaksanaan a. Evaluasi kontinyu, jangka pendek (tiap catur wulan), menengah (tiap tahun), dan panjang (tiap tiga tahun). b. Melihat kelemahan dan kelebihan program kegiatan. c. Penilaian melibatkan pihak internal dan eksternal. d. Penilaian program benar-benar disengaja, dengan instrumen, terdokumentasi. e. Kelemahan diinventarisasi jalan pemecahan, kelebihan diinventarisasi cara pengembangan. f. Indikator evaluasi: jelas dan disepakati bersama. 8. Merumuskan sasaran mutu baru a. Dengan evaluasi tidak menutup emungkinan sasaran mutu diturunkan, karena sumber daya yang tidak tersedia atau sasaran tetap tetapi strategi dan mekanisme pelaksanaan diperbarui. b. Setelah sasaran dan mutu baru ditetapkan, dianalisis dengan SWOT lagi untuk menyusun program untuk tahun mendatang.

 G. MONITORING DAN EVALUASI
1. Pengertian monitoring dan evaluasi Monitoring lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan , pengelolaan program, pengelolaan PBM, dan evaluasi. Evaluasi lebih menekankan pada tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai. 2. Tujuan dan manfaat Tujuan monitoring dan evaluasi adalah memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil monitoring untuk memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS. Monitoring sama dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS. 3. Komponen MPMBS yang dievaluasi. a. Konteks: melihat kebutuhan. b. Input: harapan, sumber daya, manajemen. c. Proses: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, PBM, dan evaluasi program. d. Output: hasil nyata pelaksanaan MPMBS: academic achievement dan non-academic achievement. e. Outcome: hasil MPMBS jangka panjang. 4. Rancangan evaluasi dan monitoring a. Susunan indikator. b. Susunan instrumen. c. Susunan petunjuk penilaian. d. Tentukan sumber data. e. Metode pengumpulan data. f. Metode analisis data. g. Prosedur dan jadwal evaluasi dan monitoring. h. Penentuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi. 5. Pelaksanaan monitor dan evaluasi 6. Laporan hasil monitor dan evaluasi.

 H. PANDUAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN PELAPORAN MPMBS 
Panduan penyusunan program dan pelaporan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam menyusun program dan pelaporan kepada pihak-pihak terkait. Pihak terkait yang dimaksud adalah pihak-pihak yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam pelaksanaan pengembangan MPMBS. 1. Tujuan penyusunan program dan pelaporan a. Menggali partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan dalam meningjatkan mutu sekolah. b. Sosialisasi adanya program MPMBS kepada masyarakat pada umumnya. c. Menumbuhkan kesadaran warga sekolah unuk peduli dan partisipasi aktif mendukung program peningkatan mutu pendidikan. d. Menggali masukan penyempurnaan MPMBS sesuai kondisi dan situasi setempat. e. Memberikan rambu-rambu pelaksanaan MPMBS. f. Memberikan rambu pelaporan MPMBS. 2. Komponen program a. Profil sekolah b. Visi, misi, tujuan, dan sasaran c. Evaluasi diri: kekuatan dan kelemahan sekolah terkait dengan sasaran d. Program sekolah untuk mencapai sasaran e. Rencana anggaran. 3. Profil sekolah Profil sekolah (PS) adalah gambaran kondisi sekolah pada saat ini. PS sebagai pertimbangan langkah ke depan. Profil sekolah mencakup: a. Input 1) Jumlah siswa 2) Jumlah guru 3) Jumlah sarana prasarana 4) Data siswa 5) Karakteristik orang tua 6) Potensi lingkungan sekolah b. Output 1) Proporsi siswa mengulang kelas, drop out, lulusan. 2) Proporsi lulusan yang diterima di bidang pendidikan berikutnya. 3) Prestasi sekolah lain di bidang akademik dan non akademik. Berdasarkan profil, dapat dianalisis potensi sekolah, harapan masa depan, tantangan, kelemahan, dan usaha pemecahan. 4. Visi, misi, tujuan, dan sasaran Visi adalah gambaran sekolah yang diharapkan/diimpikan di masaq depan. Dasarnya tujuan penidikan nasional dan tujuan nasional per jenjang pendidikan. tiap sekolah memiliki visi yang tidak selalu sama, tetap dalam koridor ptujuan pendidikan nasional. Jika visi merupakan harapan ideal yang diinginkan sekolah, misi merupakan indicator jangka penjang, misalnya delapan sampai sepuluh tahun mendatang. Untuk itu perlu dirumuskan tujuan sekolah. Tujuan sekolah dirumuskan dalam jangka waktu menengah misalnya empat tahun. Setelah tujuan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah menetapkan target atau sasara. Sasaran dirumuskan dalam jangka pendek, misalnya 1 tahun. Sasaran merupakan tahapan untuk mencapai tujuan 4 tahun. 5. Evaluasi diri Setelah sasaran ditentukan, skolah melakukan evaluasi diri dengan menginventarisasi kekuatan dan kelemahan dalam rangka mencapai sasaran. Evaluasi dilakukan oleh team, bukan oleh individu, sehingga hasilnya obyektif. Sekolah bias minta bantuan pada pakar dari karangan orang tua, tenaga perguruan tinggi, pengawas, maupun masyarakat di sekitar sekolah. 6. Program kerja Program kerja merupakan upaya mencapai target yang didasarkan pada kekuatan yang mendukung dan upaya mengatasi kelemahan. Oleh sebab itu, analisis SWOT diperlukan untuk situasi dan kondisi sekolah masing-masing sangat diperlukan sebelum menyusun program kerja. Program kerja sekolah disusun berdaasarkan target yan telah dirumuskan sebelumnya. Program kerja sekolah yang satu dengan yang lainnya akan berbeda, bergantung pada visi, misi, dan sasaran. Program kegiatan yang disusun hendaknya tidak terlalu ambisius, tetapi juga tidak terlalu sederhana atau samadengan sebelumnya. Target yang dijadikan dasar dalam menyusun program kerja hendaknya dapat diukur, sementara programnya dapat dilaksanakan. 7. Anggaran Setiap kegiatan disusun anggarannya, menakup penerimaan dan pengeluaran secara lengkap. Anggaran bersifat luwes, artinya jika dalam perencanaan perlu penyesuaian akibat kegiatan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Anggaran disusun berangkat dari rencana kegiatan kemudian diperhitungkan biayanya, bukan dari jumlah dana yang tersedia kemudian dialokasikan habis. Realisasi anggaran yan lebih dan/atau kurang dianalisis sebab-sebabnya.

 I. PENGAJUAN PROPOSAL DAN PELAPORAN
1. Pengajuan proposal a. Sekolah membentuk tim kerja unu membuat proposal peningkatan mutu pendidikan b. Proposal(termasuk profil sekolah) yang telah dibuat diajukan kepada dinas pendidikan lengkap dengan lampirannya.

2. Laporan a. Sebagai wujud tanggung jawabnya, sekolah membuat laporan pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatan kepada masyarakat melalui dewan sekolah, dinas pendidikan, dan yayasan. b. Laporan diketahui oleh dewan sekolah. c. Sekolah harus mencari dan meNUA(Nilai Ujian Akhir)kan strategi baru sebagai upaya untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. d. Laporan mencakup: 1) Laporan pelaksanaan program Yang termasuk dalam laporan pelaksanaan program adalah penapaian target mutu, strategi pelaksanaa, pelaksanaan kegiatan, dampak program, kendala pelaksanaan program, dan saran. 2) Laporan keuangan Laporan keuangan dilaksanakan seara periodic, laporan ini disampaikan kepada dinas pendidikan dan komite sekolah serta orang tua siswa. Ada tiga sistem pembukuan yang harus dilakukan sekolah yaitu: keuangan yang berasal dari siswa, dana yang berasal dari pemerintah, dan dana yang berasal dari masyarakat pada umumnya.

3. Mekanisme a. Semua sistem penyelenggaraan sekolah berada di bawah koordinasi dinas pendidikan kota/kabupaten. b. Dewan sekolah sebagai mitra kerja sekolah dalam melaksanakan tugasnya selalu bekerjasama dengan pihak sekolah. c. Setiap keputusan peningkatan muitu pendidikan di sekolah merupakan hasil rumusan warga sekolah yang dikomunikasikan kepada pengurus dewan sekolah. d. Pengelola sekolah dan dewan sekolah mempunyai hubungan sinergik yang saling membantu. e. Dewan sekolah melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada masyarakat dan diketahui pimpinan sekolah. f. Pimpinan sekolah dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada dinas pendidikan. g. Komunikasi antara sekolah dan orang tua dan masyarakat dilaksanakan secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA
Soetopo, Hendyat. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Universitas Negeri Malang.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

4 Response to "MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH"

  1. WQA INDONESIA says:
    30 November 2015 pukul 03.37

    Saat ini sudah diterbitkan ISO 9001:2015.
    Pencapaian Sasaran Mutu lebih diutamakan dibanding versi yang lama.
    ISO 9001

  2. Dave Thames says:
    6 Desember 2018 pukul 15.37

    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

  3. Dave Thames says:
    6 Desember 2018 pukul 15.39

    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

  4. Rai Vinsmoke says:
    6 Desember 2018 pukul 17.16

    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
    Promo Fans**poker saat ini :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
    Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

Posting Komentar