10 Januari 2015
Cerpen
Rasanya seperti ditusuk sembilu, digigit hiu dan terasingkan di pulau Melayu.Hembusan angin pun sudah tak terasa, hilang enyah entah kemana. Aku tak tahu, aku muak. Apa memang benar-benar tlah tidak ada alunan angin lagi? Atau sudah tertutupi dengan nafsu negatif yang menggerogoti hati seputih kertas ini? Cinta, apa itu cinta? Bagi setiap orang arti cinta berbeda-beda, orang yang sedang jatuh cinta, mengartikan cinta itu bagaikan rumah. Saat hujan, angin, panas, petir semua dapat teratasi dengan kata “cinta”, berteduh didalamnya. Sementara aku, cinta adalah hal yang payah. Hal yang membuatku ingin muntah bila kata itu diucapkan. Sebelumnya aku benar-benar mengagungkan cinta. Mendambakannya datang bersama pangeran berkuda putih. Semua harapanpun padam seperti awan yang menjatuhkan air pada api. Hati ini mulai gelap di tanggal 10 januari 2015.
“Kevin..Kevin..Kevin. Sofa mau datang loh, dia tadi SMS aku”, kata Susi padaku. Hatiku terus bertanya-tanya seperti wartawan yang tidak menemukan narasumber untuk diwawancarai. Apakah benar? Apakah benar? Apakah benar? Pertanyaan itu ku ulang-ulang sampai aku lelah bertanyadan tak ada jawaban sama sekali.
“Beneran?” akhirnya aku mengeluarkan suara.
“Aku juga nggak tau, katanya sih mau kesini. Tapi gak tau deh, dia kan sering bilang gitu tapi gak juga nonggol hidungnya.
“Kevin, Kevin, Kevin” suara itu lagi. Temanku yang satu ini sering berteriak-teriak gak jelas. Kevin Kevin Kevin, memang aku Kevin Viera? Memang, Kevin Viera adalah julukan sayang yang diberikan padaku oleh tetangga kos, yang sering mendengar namaku disebut dengan lantang oleh teman-temanku.
“Kevin, Kevin, Kevin”
“Ada apa Sus? ini loh kak Sofa, turun gih!”. Apa yang harus aku lakukan sekarang? aku mulai pusing, aku migran tiba-tiba.
“Mamah, (sebutan untuk mbak desi yang sudah semester 6) gimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku tanyakan?” beliau menjawab ”Yaa, apa kabar mas gitu, ayo gih turun!”
“Kevin, Kevin, Kevin”, suara itu, aku berharap tiba-tiba ada prajurit dari kayangan menjemputku, karena raja telah mencari putrinya yang hilang. Apakah harapanku kali ini tidak dapat terwujud?
Glinuk..glinukk.. glinuk, ku langkahkan kakiku. Tangga demi tangga kulalui. Kuharap tangga ini berubah menjadi lebih panjang agar aku tidak cepat sampai bawah! Sayangnya, tangga tak mau mendengar perintahku.
Dia. Dia yang duduk di pojok kursi dengan senyuman yang selalu kuimpikan. Dengan wajah sinisnya menatapku. Dan juga yang membuatku bertahan dengan status jombloku ini. Hanya dia, dia, dia dan hanya dia. Kuingat pertama kali kita bertemu yaitu saat MOS (Masa Orientasi Siswa), dialah kakak pembina yang paling sinis, jahat, dan egois bagiku.Dia pertama kali berjabat tangan denganku berkata “Biasa aja dek kalau salaman”. Deg, jantung ini pertama ku rasakan seperti dapat pengumuman kalau aku tidak lulus ujian rasanya, deg rasanya seperti kecanduan narkoba. Mata kami bertemu.
“Apa kabar kak?” Sofa aneh. Ketus.Kembali kuingat bagaimana kita pertama kali dapat berkomunikasi, akulah yang memulai.Bagaikan anak telanjang berkeliaran tanpa ada rasa malu sedikitpun.Aku mengirim pesan melalui akun facebooknya.“Kak” kata itulah yang pertama kali kukirimkan padanya. Percakapan pun mulai panjang dan tiba waktunya aku kebangkrutan pulsa, yang tak lagi mampu menyisihkan uang jajan hanya untuk beli pulsa. Akhirnya aku memberanikan diri memberikan nomer ponselku, berharap dia mau membalas lewat SMS saja. Tiba-tiba ponselku berbunyi.Dia SMS. Hatiku rasanya seperti kerupuk ketika digigit, rasanya renyah.
“Kenapa nangis?”suara itu membuyarkan lamunan masa laluku.
“Enggak!” jawabku dengan wajah merah padam.
“Kenapa marah?” pertanyaan yang singkat lagi-lagi ditanyakan kepadaku.
“Ada apa sih kalian berdua ini?”, kali ini suara Susi yang mencoba untuk mencairkan kebekuan suasana. Aku kembali terdiam. Aku ingin berdiri, pergi, lari, sejauh mungkin, tapi aku harus tetap disini.Akan aku buktikan bahwa aku kuat. Kembali kuingat masa laluku yang lumayan indah, waktu diklat pramuka.Saat itu permintaanku pada kak Sofa dikabulkan. Aku meminta padanya untuk datang saat acaraapi unggun. Dia beneran datang.Biasanya aku yang selalu datang dimana dia berada, saat itu dia menemuiku. Kuingat dia tersenyum padaku saat acara api unggun dimulai tiba-tiba kak Ratih (salah satu senior pramuka, sekaligus cewek yang lagi dekat sama kak Sofa) pingsan, semua panitia dan peserta panik. Aku melihat kak Ratih digendong oleh kak Sofa, spontan aku bilang “Apa kak Sofa tadi yang menggendong kak Ratih? Enggak mungkin.Aku nggak ikhlas”, kak Sofatepat dibelakangku. Dia hanya tersenyum geli melihat tingkah panikku, karena cemburu. Dan hal yang paling membuatku paling bahagia adalah dia ingat hari ulang tahunku serta jam aku dilahirkan. Waktu itu aku tanya padanya lewat SMS.
“Kakak tau nggak, hari ini hari apa?”
“Hari rabu”
“Tanggal berapa?”
“Tanggal 11 agustus, ada apa sih?”
“Hari ini hari ulang tahunku”, aku mulai sebal.
“Iya udah tau, aku tadi mau ngucapin dimana jam kamu dilahirkan. Malah sekarang kamu desak buat ngucapin.Oke, aku ucapkan sekarang.Selamat ulang tahun adek, semoga tambah gendut ya”, ucapnya sambil tertawa.
Aku menyesal.“ Jangan.. jangan.. jangan, nanti saja kak, aku ingin mendengar nanti aja kak”
”Udah terlanjur aku ucapin,” jawabnya sambil tertawa.
“Nadya,” suaranya kembali membuyarkan lamunan masa laluku.
“Nadya.Dia dimana Sus?Enggak bisa datang?” gema suaranya kembali membuatku sadar.
“Nadya itu cantik, baik, putih, tinggi, langsing….,” aku gak memperdulikan apa yang dia katakan.
“Nadya, bila dibandingkan dengan kalian-kalian ini, kalian tidak ada tandigannya, senyumnya saja seperti bidadari”.Emangnya dia pernah liat bidadari? Please!”, pikiran-pikiran negatif pun mulai bermunculan dalam pikiranku.
“Kenapa lihat-lihat? tidak ada harapan.” Sofa berkata lagi. Apa tidak ada harapan, apa gunanya aku menunggu selama ini.
Iya mas, Nadya.. bla..bla..bla..” Susi menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Sofa. Aku tidak mendengarkan apayang dia katakan. Aku sudah peduli lagi.Apa ini cinta, kenapa saat ini cinta seperti ikan yang terdampar ke darat, sakit rasanya, sesak rasanya. Didalam ini rasanya panas, tapi kenapa didalam begitu dingin, sedingin hatiku, sebeku hatiku ini.Perbincangan hanya dilanjutkan dengan mereka berdua, walaupun aku berada disana, aku tak menggubris apapun yang mereka perbincangkan. Susi “bla bla bla bla.”,Sofa”bla bla bla.”
Kemudian Sofa berlalu.Hembusan angin membawanya pergi.Dia berlalu bersama hening.Seperti nada yang tak ada bunyinya, Hening yang semakin membuatku gelisah.Aku kembali terdiam.Air mataku berlinang, bercucuran, menetes tak tentu arah.Hangat membasahi pipi.
TAMAT
6 Desember 2018 pukul 16.07
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
6 Desember 2018 pukul 16.34
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^